Superposisi Getaran Harmonik

Ini tugas jurnal terakhir Fisika Dasar. Ini Jurnal SGH yang sudah aku buat. Terima kasih kakak kakak Fisdas 🙂

SUPERPOSISI GETARAN HARMONIK

Tujuan Praktikum :

1. Mengukur frekuensi dan amplitudo getaran harmonik dengan osiloskop

2. Memahami superposisi getaran harmonik yang sejajar melalui osiloskop

3. Memahami superposisi getaran harmonik yang tegak lurus melalui osiloskop

Dasar Teori :

Superposisi Getaran Harmonik adalah penjumlahan dua getaran atau lebih yang dapat melintasi ruang sama tanpa ada ketergantungan satu gelombang dengan yang lain. Elastisitas medium akan mempengaruhi bentuk gelombang yang dihasilkan. Faktor yang mempengaruhi SGH adalah : 1 . Amplitudo masing – masing gelombang 2. Beda fase antara gelombang yang disuperposisikan Berkaitan sebelum superposisi terjadi pemantulan. Pemantulan pada gelombang tali ketika pulsa tersebut mencapai ujung, tali akan memberikan gaya pada dinding dan akibatnya dinding akan memberikan gaya reaksi yang menyebabkan pulsa pantulan yang terbalik. Tegangan tali akan membuat ujung terangkat. Saat ujung kembali ke posisi awal, akan ada pulsa baru yang merupakan hasil pantulan. Jika pulsa datang dinyatakan dengan yd = f(x-vt), maka persamaan pulsa pantulannya adalah yp = f ‘(x +vt ) Superposisi kedua gelombang akan memberikan Y(x, t) = y (x,t) + y (x) 

Gelombang berdiri

Misalkan suatu gangguan periodik diberikan pada tali yang panjangnya L. Gangguan periodik tersebut dinyatakan dengan persamaan gelombang harmonik y (x,t ) =Asin(kx -wt ) d maka persamaan gelombang pantulannya adalah yp (x,t ) = A sin(kx + wt ) Hasil superposisi kedua gelombang tersebut plot yT(x,t) pada beberapa nilai t tertentu : YT(x,T) = A sin (kx-wt) + A sin (kx + wt) = A {sin (kx-wt) + sin (kx + wt)} = 2A sin kx cos wt

Pelayangan

Pelayangan merupakan fenomena yang disebabkan interferensi (superposisi) gelombang. Misalkan suatu sumber gelombang menghasilkan gelombang di suatu tempat dalam bentuk y1 = A sin(w1t ), sedangkan sumber gelombang lainnya menghasilkan gelombang di tempat tersebut dalam bentuk y2 = A sin(w2t ). Superposisi keduanya adalah : YT = Y1 + Y2

Gelombang Kompleks

Gelombang Kompleks akibat superposisi dari dua gelombang yang memiliki selisih frekuensi yang besar (beda orde) Hal ini disebabkan karena perpindahan setiap partikel yang dilalui oleh gelombang setiap satuan waktu dinyatakan dengan kurva sinus. Dalam pembahasan sebelumnya dijelaskan bahwa apabila terdapat dua atau lebih gelombang harmonik sederhana yang memiliki frekuensi yang sama saling tumpang tindih alias bersuperposisi maka gelombang total yang dihasilkan masih berupa gelombang harmonik sederhana. Apabila dua atau lebih gelombang harmonik sederhana yang saling bertumpeng tindih memiliki frekuensi yang berbeda maka gelombang total yang dihasilkan tidak lagi berupa gelombang harmonik sederhana, melainkan berupa gelombang kompleks.

Kesimpulan : 

Keterbatasan pengamat, keterbatasan alat, dan perbedaan rangkaian osilator dan osiloskop berpengaruh terhadap kalibrasi frekuensi dan amplitudo pada generator audio.  Semakin besar perbandingan antar frekuensi dalam superposisi getaran harmonik tegak lurus, maka gambar lissajous akan semakin kompleks.  Pada gelombang kompleks, semakin besar beda ordenya maka gambar gelombangnya akan semakin rapat.

Sumber : 

http://zairifblog.blogspot.co.id/2010/02/gelombang_08.html  https://www.google.co.id/